Senin, 15 September 2008

MINDSET : GELAR OH GELAR

” Pak andi...pak Andi...” panggil seorang warga kepada tetangganya. meski dipanggil berulang-ulang kali Pak Andi tidak menghiraukan juga panggilan tersebut. Sebenarnya bukannya Pak Andi tidak mendengar panggilan tetangganya tersebut, akan tetapi ada hal yang mengganjal di hati pak Andi. Hingga akhirnya karena tidak tahan, akhirnya pak Andi menanggapi panggilan tersebut dengan nada jengkel ”tolong ya Pak Anto, panggil saya Pak Haji..., Pak Haji Andi...”.

Dalam sebuah pertemuan kecil, seorang tokoh masyarakat diminta untuk memberikan kata sambutan. Dengan suara yang dibuat seberat mungkin untuk menimbulkan kesan berwibawa orang tersebut memulai kata sambutannya dengan cara memperkenalkan diri “Kenalkan nama saya Bapak Prof. Dr. Ir. H. Fulan PhD, MA, Mpd, MBA, MM, HC,... etc”, dilanjutkan dengan penjelasan panjang lebar darimana beliau mendapatkan gelar tersebut dan suka duka yang dialaminya.

Dalam sebuah Majalah Tempo edisi pekan pertama bulan September 2005 diulas sebuah kisah tentang seekor kucing yang mendapatkan gelar doctor honoris causa, sebuah gelar tertinggi yang hanya diberikan pada orang-orang tertentu yang paling tidak sudah sekolah sampai strata III atau studi doktoral. Kisah ini bermula dari keisengan salah seorang teman dari Prof. Eko Budi Harjo yang memberikan nama pada kucingnya dan mendaftarkannya untuk mendapatkan gelar dari salah satu ”sekolah” jarak jauh penyedia gelar palsu. Setelah melengkapi berkas-berkas yang menjadi persyaratannya, tanpa di duga ternyata permohonan tersebut diterima dan kucing ini menjadi kucing petama dan satu-satunya yang mendapat gelar doctor honoris causa

Gelar bagi sebagian besar masyarakat kita dijadikan sebagai indikator martabat dan kehormatan seseorang. Semakin panjang dan semakin banyak maka dianggap seseorang tersebut adalah seorang yang hebat dalam bidang yang sesuai dengan gelar yang digunakannya. Karena dianggap sebagai pengungkit yang memiliki daya dongkrak terhadap strata kehidupan bermasyarakat, berbagai macam carapun ditempuh orang untuk sekedar mendapatkan gelar. Secara normal, gelar tersebut diperoleh dengan cara menyelesaikan pendidikan disebuah lembaga pendidikan formal. Namun saat ini gelarpun dapat diperoleh dengan cara yang lebih mudah, yaitu cukup membayarkan sejumlah uang tertentu, ikut serta dalam sebuah prosesi wisuda-wisudaan, foto bersama dengan menggunakan baju toga, dan gelarpun sudah dapat dicantumkan dalam setiap penulisan nama.

Hal yang menjadi pertanyaan kita adalah apakah seseorang dengan gelar SE maka secara pasti dia adalah orang yang pakar dalam bidang ekonomi? Seseorang dengan gelar MH adalah seorang master dalam bidang hukum? Selanjutnya apakah seseorang dengan bejibun gelar seperti Prof. Dr. Ir. H. Fulan PhD, MA, Mpd, MBA, MM, HC adalah orang yang dapat kita sebut sebagai Resi Guru yang tahu segala-galanya?

Fakta dimasyarakat menunjukkan bahwa gelar akademik yang selalu dibanggakan orang dalam setiap penulisan dan penyebutan namanya seringkali tidak mewakili kualitas sebenarnya yang ada dalam dirinya. Seseorang yang telah lulus kuliah di Fakultas Ekonomi memiliki ijin dari kampusnya untuk menggunakan tambahan SE (Sarjana Ekonomi) dalam penulisan dan penyebutan namanya, akan tetapi hal tersebut bukan sebuah jaminan bahwa yang bersangkutan adalah orang yang pandai dalam bidang ekonomi. Bisa jadi ilmu ekonomi yang dipelajarinya dikampus hanya nempel ketika menghadapi ujian semester, setelah itu raib entah kemana. Mari kita bandingkan dengan seorang pengusaha yang meski hanya lulusan SD atau SMP namun sangat piawai dalam membangun bisnis dan membaca kondisi ekonomi secara mikro maupun makro. Meski tanpa gelar sebagai seorang sarjana Ekonomi dia memiliki pengetahuan dan keterampilan yang jauh diatas rata-rata orang-orang yang bangga dengan gelar SE-nya.

Ada yang menarik dari video klip lagu Nugie terbaru yang berjudul ”Lentera Hati”. Dalam klip tersebut secara bergantian di tampilkan orang-orang yang membawa sebuah kertas seukuran map yang bertuliskan nama mereka, latar belakang pendidikan, minat sebenarnya, dan pekerjaan. Sebagai contoh pada salah satu permukaan map tertulis ”Nama : Anton, Lulusan Sarjana Ekonomi” ; ketika kertas tersebut dibalik, yang tertulis adalah ”Sekarang kerja di dunia seni dan sangat menyukai bidang design grafis”. Dengan kata lain, jika ditanyakan kepada Anton bidang apa yang sebenarnya paling dikuasainya, maka dia akan mengatakan bahwa dia sangat menguasai design grafis dibandingkan dengan ilmu ekonomi. Jika demikian, bagaimana dengan gelar SE (Sarjana Ekonomi)-nya?

Dalam sebuah sidang pengukuhan seorang guru besar disebuah kampus negeri, seorang ketua senat membacakan seluk beluk penggunaan istilah guru besar maupun profesor. Disebutkan bahwa kata ”Profesor” merupakan gelar yang diberikan untuk jabatan guru besar. Gelar ini adalah gelar akademis yang hanya berlaku di lingkungan kampus dan selama seseorang tersebut masih aktif sebagai pejabat kampus. Apabila orang tersebut tidak lagi bertugas dikampus, maka secara otomatis penggunaan gelar tersebut tidak dibenarkan lagi. bagaimana dengan kenyataan di masyarakat kita?

Seorang motivator maupun pengusaha besar di Jakarta menambahkah di belakang namanya Gelar SDTT sehingga namanya menjadi Andrie Wongso SDTT. Anda mungkin bertanya dari mana gelar SDTT tersebut dan apa kepanjangannya. SDTT bukanlah gelar yang diperoleh dari kuliah di Universitas ataupun sekedar membeli ijazahnya seperti yang masih banyak terjadi dinegara kita. SDTT adalah gelar yang dibuatnya sendiri dan memiliki kepanjangan SDTT : Sekolah Dasar Tidak Tamat. Meski Andrie Wongso Sekolah dasarnya tidak tamat namun beliau termasuk tokoh pengusaha yang sukses dan dikenal sebagai Motivator Nomor satu di Indonesia. Demikian juga dengan penulis buku-buku best seller, Andrias Harefa WTS, WTS adalah gelar yang ditambahkannya sendiri dibelakang namanya sebagai identitas profesi yang dijalankannya, bukannya WTS sebagai Wanita Tuna Susila, tetapi WTS adalah Writer, Trainer, Speaker. Seorang teman pengusaha menambahkan gelar Ph.G dibelakang namanya yang artinya Pengusaha Gila.

Mungkin dalam benak anda bertanya-tanya tentang sah atau tidak sahnya penggunaan gelar seperti diatas. Menurut saya, meski gelar seperti SDTT, WTS, Ph.G, dan MW.M adalah gelar yang tidak umum dan tidak baku, akan tetapi penggunaannya merupakan hal yang sah-sah saja. Hingga saat ini saya belum mendengar peraturan yang yang mengatur tentang penggunaan gelar. Yang ada pada umumnya adalah pemberian gelar sebatas merupakan kesepakatan yang dibuat oleh sekelompok orang, lembaga, ataupun instansi atas seseorang. Sehingga tidak ada salahnya jika seseorang memberikan gelar tertentu untuk dirinya sendiri.

Penggunaan gelar sebagai atribut dalam penulisan dan pengucapan nama seharusnya betul-betul mencerminkan kemampuan atau kualitas yang ada dalam diri seseorang. Karena gelar sendiri mengandung pengertian ”menunjukkan”. Apa jadinya jika yang hendak ditunjukkan tidak sesuai dengan keadaan yang ada. Ketika seseorang kuliah, seharusnya yang menjadi tujuan utamanya adalah bagaimana menguasai ilmu dan praktek dalam bidang yang telah dipilihnya. Bukannya sekedar untuk memperoleh ijazah dan berbangga dengan menggunakan gelar sebagai bukti sebagai seorang sarjana.

Saran bagi Anda yang ingin menggunakan gelar akademik anda dalam penulisan maupun penyebutan nama, sebaiknya Anda pastikan terlebih dahulu apakah Anda pantas menggunakan gelar itu, atau minimal anda mampu mempertanggung jawabkan setiap konsekuensi dari pencantuman gelar tersebut.

Rabu, 10 September 2008

RAMADHAN BULAN "MENGASAH GERGAJI"

Setiap tahun pada bulan Ramadhan, umat islam melaksanakan ibadah puasa. Puasa berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Aupawasa yang artinya MENAHAN. Sama dengan arti Imsyak dalam bahasa Arab yang artinya juga MENAHAN.
Puasa sendiri telah menjadi bagian dari budaya manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Bahkan hampir setiap makhluk hidup pun melakukan puasa dengan caranya masing-masing. Ketika hendak menjadi seekor kupu-kupu (bermetamorfis), seekor ulat melakukan puasa selama beberapa hari dengan menjadi kepompong. Selama dalam proses pengeraman telur-telurnya, seekor ayam betina akan melakukan puasa selama beberapa minggu hingga telur-telur yang di eraminya menetas. Pada musim semi, pohon-pohon berpuasa dengan cara mengggugurkan daunnya.
Hikmah dan manfaat puasa telah banyak dibahas dalam berbagai macam buku, artikel, dan media cetak lainnya. Pada berbagai kesempatan ceramah, para mubaliq dan mubaliqah senantiasa menyampaikan pesan-pesan bertemakan puasa sepanjang bulan Ramadhan. Berbagai macam pula istilah atau julukan yang diberikan pada bulan Ramadhan. Ada yang menyebutnya sebagai bulan seribu bulan, bulan penuh berkah, bulan latihan, bulan pendidikan, bulan mensucikan diri, dan masih banyak lagi. Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan puasa dari sudut pandang psikologi perkembangan diri.
Saya ingin memberikan sebuah perumpamaan baru terkait dengan aktifitas puasa di bulan suci Ramadhan, yaitu Ramadhan sebagai bulan “mengasah gergaji”. Meminjam istilah Habits ke-7 dalam bukunya Stephen R Covey yang berjudul Seven Habits for Highty Effectively People. Ketika Anda berpuasa, secara sederhana anda melakukan aktivitas ibadah dengan cara menahan lapar dan dahaga. Namun secara lebih kompleks, yang terjadi adalah anda sedang berada dalam proses mempertajam kembali seluruh aspek potensi (gergaji) yang dikaruniakan oleh Allah SAW kepada Anda. Yaitu meliputi tubuh, pikiran, dan perasaan.
Selama sebelas bulan lamanya kita menggunakan ketiga potensi ini tanpa pernah berhenti. Tubuh kita setiap harinya tanpa kita sadari kita berikan makanan yang mengandung racun dan bersifat menyumbat pembuluh-pembuluh darah. Pikiran kita tak henti-hentinya kita gunakan berpikir keras tentang bagaimana cara mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Perasaan pun sepanjang hari terombang-ambing antara sedih, marah, kecewa, dan gembira dengan penuh nafsu. Akibatnya dikarenakan terlalu sering digunakan dan berinteraksi dengan kondisi yang kotor ketiga potensi ini mengalami pengkaratan dan semakin lama menjadi semakin tumpul.
Puasa adalah masa untuk menajamkan kembali ketiga potensi tersebut. Dengan menahan lapar dan dahaga, anda semakin menajamkan kembali daya tahan dan daya terjang tubuh (system imun) terhadap berbagai macam penyakit. Di saat berpuasa anda akan berada dalam kondisi kesadaran yang tinggi sehingga pikiran andapun lebih tajam dan focus dalam berpikir. Menahan emosi dan berbagai macam nafsu dunia menjadikan perasaan anda menjadi tajam dan peka. Selanjutnya kita akan membahas satu persatu proses asah gergaji terhadap ketiga potensi diri yang telah saya sebutkan diatas.
Yang pertama adalah mengasah gergaji tubuh. Ketika kita berpuasa menahan lapar dan dahaga semenjak waktu sahur hingga berbuka, dalam tubuh kita terjadi proses yang disebut autolisis. Pada kondisi normal, tubuh mengambil energi dari proses pencernaan bahan-bahan makanan yang kita makan. Dalam hal ini, bahan makanan tersebut di ubah menjadi glukosa. Ketika kita berpuasa, energi yang diperoleh tubuh bukan lagi dari proses pencernaan bahan makanan dari luar, akan tetapi berasal dari protein dan lemak yang ada di dalam tubuh.
Saat terjadi autolisis, tubuh melakukan penyusunan kembali sel-sel tubuh sebagaimana fitrahnya. Sel-sel tubuh yang rusak dan mati digantikan oleh sel tubuh yang baru. Selanjutnya sel-sel asing yang tidak seharusnya ada dimatikan dan dikeluarkan dari dalam tubuh. Hal ini menjadikan system imun dalam tubuh meningkat dan tubuh pun terasa lebih segar.
Yang Kedua adalah mengasah gergaji pikiran. Dalam keadaan normal, sehabis kita makan, sebagian besar energi yang dimiliki tubuh digunakan dalam proses pencernaan makanan. Semakin banyak unsur daging dan karbohidrat dalam makanan yang kita makan maka akan semakin lama proses pencernaannya dan semakin besar pula energi yang dibutuhkan. Inilah yang terjadi biasanya ketika kita menjelang tidur malam makan yang banyak dan keesokan paginya menemukan tubuh kita bukan dalam kondisi segar melainkan dalam keadaan lemas dan pegal-pegal. Saat berpuasa, energi yang digunakan untuk mencerna makanan sangat sedikit, sehingga sebagian besar energi dapat kita alokasikan pada pikiran.
Dengan energi yang mencukupi, pikiran kita menjadi lebih focus dan tajam. Gelombang otak di dominasi berada pada frekuensi alfa. Inilah kenapa para ulama terdahulu yang terbiasa berpuasa mampu menghasilkan karya-karya yang luar biasa dan begitu banyaknya. Berpuasa menjadikan otak kita mudah untuk menyerap informasi, menganalisa, dan menemukan ilmu baru. Inilah kenapa sering disebutkan bahwa dengan berpuasa seseorang dapat menjadi ahli hikmah.
Yang ketiga adalah mengasah gergaji emosi atau perasaan. Saat berpuasa, kita disunnahkan untuk banyak berzikir dan berdoa. Di dalam zikir dan doa yang kita ucapkan banyak terkandung kata-kata yang positif. Kata-kata positif ini secara bawah sadar akan menghasilkan pikiran yang positif pula. pikiran yang positif seelanjutnya akan menghasilkan emosi yang positif. Allah SWT mengingatkan kita bahwa hanya dengan berzikir kepada-Nyalah hati kita akan menjadi tenang.
Disamping itu, ketika berpuasa kita akan lebih bijak dalam melihat segala sesuatu. Ini dikarenakan kita tidak melihat dan menyikapi kejadian secara reaktif, melainkan secara responsive. Melalui shalat malam dan muhasabah yang dilakukan, kita melakukan reframing terhadap setiap pengalaman maupun kejadian buruk yang kita alami.
Selanjutnya apa kaitan berpuasa dengan kesuksesan. Dengan berpuasa secara sungguh-sungguh selama sebulan maka hasil akhirnya adalah anda dapat memiliki kembali potensi yang tajam yang di tunjukkan pula dengan munculnya kebiasan-kebiasaan seorang pemenang. Kebiasaan-kebiasaan itu antara lainnya adalah sikap jujur, pantang menyerah, ikhlas, sabar, tekun, dan penuh komitmen yang dilatih saat kita betul-betuul menjaga untuk tidak makan dan tidak minum semenjak sahut hingga berbuka.
Para psikolog dan pakar motivasi pengembangan diri menyebutkan bahwa untuk dapat melahirkan sebuah karakter baru, dibutuhkan pembiasaan terhadap sebuah sikap minimal selama 21 hari. Dengan pembiasaan yang dilakukan selama sebulan, insyaallah akan melahirkan seorang manusia baru yang penuh dengan karakter-karakter unggul yang baru. Dengan diri yang baru dan penuh sumber daya inilah yang nantinya siap untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Salam Sukses

Senin, 08 September 2008

SUCCESS FORMULA

“sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah, dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”( Al-Baqarah : 218)

Menjadi kaya, sehat, bahagia, terkenal dan dicintai adalah keinginan semua orang. Memiliki kesuksesan menjadikan hidup kita sempurna (perfect life) dan lebih bermakna. Sayangnya tidak semua orang bisa meraih kesuksesan hidup tersebut. Hal ini bukanlah karena meraih sukses itu hal yang mustahil diraih semua orang. Bukan juga karena sukses hanyalah milik segelintir orang. Setiap orang bisa sukses, karena sukses adalah hak setiap orang.
Sudah merupakan hal yang fitrah ketika setiap manusia berharap hal yang terbaik bagi kehidupannya. ketika Anda tanyakan kepada setiap orang yang Anda temui di jalan, bahkan pada seorang pengemis sekalipun apakah dia ingin sukses? maka secara pasti semua orang akan menjawab dengan lantang “ya, saya ingin sukses!” Hanya ada dua jenis orang yang tidak ingin memiliki kehidupan yang sukses yaitu orang gila dan orang mati.
Berbagai macam cara pun akhirnya dilakukan manusia agar bisa mendapatkan status sebagai “orang sukses”. bagi orang yang percaya bahwa sukses adalah kerja keras maka dia pun bekerja keras tanpa henti dengan menggunakan segala macam cara untuk mendapatkannya. bagi mereka yang percaya bahwa sukses dapat diperoleh secara instan melalui sebuah bantuan kekuatan setan, maka mereka pun berbondong-bondong mendatangi para dukun yang nyata-nyata kehidupnya jauh dari status “orang sukses” secara pandangan orang umum.
Sebagai makhluk ciptaan Allah yang ditugaskan untuk menjadi khalifah dimuka bumi, Allah sesungguhnya telah memberikan panduan praktis tentang bagaimana agar setiap manusia dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. menjadi seorang manusia sukses. Siapapun Anda, apakah Anda ingin menjadi seorang tenaga penjual sukses, wirausaha pelopor, pengacara ulung, guru / dosen yang penuh inspirasi, mahasiswa yang cerdas, politikus yang bijak, pembicara yang penuh percaya diri, penemu hebat atau astronaut. Terdapat sebuah formula sukses yang dapat membantu anda mendapatkan apa yang anda inginkan tersebut. formula tersebut merupakan strategi jitu bagi anda untuk menjadi seperti apapun yang anda inginkan, dan mendapatkan apapun yang ingin anda miliki. Strategi yang pertama adalah strategi iman, yang kedua adalah hijrah, dan yang ketiga adalah jihad.
Baiklah kita akan membahas ketiga strategi sukses ini satu per satu. strategi yang pertama adalah iman. hampir dalam setiap buku motivasi maupun pengembangan diri disebutkan bahwa kekuatan keyakinan adalah faktor mendasar yang memiliki kontribusi penting bagi setiap pencapaian yang diinginkan. kalimat yang sering kita dengarkan adalah “If you think you can, you can!, if you think you can’t, you can’t” (jika anda berpikir bahwa anda bisa maka anda pasti bisa, jika anda berpikir anda tidak bisa maka anda pasti tidak bisa). kekuatan keyakinan inilah yang juga disebut sebagai iman.
dalam pendekatan aqidah islam, iman itu adalah sesuatu yang diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan. sehingga secara psikologi, iman sebenarnya terdiri atas tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. ketika kita mengimani sesuatu maka seharusnya kita memiliki positive mind, positive emotion, dan positive motion pada sesuatu tersebut. Pikirannya harus positif, perasaan harus positif, demikian pula tindakannya harus positif.
sebagai contoh, ketika Anda ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses. strategi pertama yang harus Anda ambil adalah memiliki iman (keyakinan) yang kuat bahwa Anda dapat menjadi pengusaha yang sukses. iman atau keyakinan ini ditunjukkan oleh pikiran positif bahwa Anda memiliki kemampuan dan kesempatan untuk emnjadi pengusaha sukses. perasaan andapun tenang dan damai tanpa ada sedikitpun rasa khawatir dan ragu. sikap dan tindakan andapun menunjukkan bahwa anda adalah seorang pengusaha sukses.
strategi kedua dalam formula sukses adalah hijrah. secara bahasa hijrah berarti “berpindah” atau melakukan sebuah transformasi (perubahan). kebanyakan orang tidak dapat mencapai sukses yang mereka inginkan dikarenakan cara atau strategi yang mereka lakukan kurang tepat. Saya tidak akan mengatakan cara yang mereka lakukan salah. Karena cara yang salah berarti gagal. Sementara dalam kamus saya tidak ada kosakata gagal, yang ada adalah belajar. Ketika kita melakukan sesuatu dengan cara yang kurang tepat maka bidikan kita akan melenceng dari sasaran yang tepat.
Ketika Anda berharap untuk menghasilkan sesuatu yang lebih dalam pekerjaan Anda, sementara Anda tetap mempertahankan cara berpikir dan cara kerja yang sama maka dapat dipastikan bahwa hasil yang akan anda peroleh akan sama dengan hasil yang anda peroleh sebelumnya. Untuk mendapatkan hasil A, tindakan kita juga harus A. Anda tidak mungkin akan mendapatkan A jika tindakan yang Anda lakukan adalah B. Demikian juga jika Anda menginginkan hasil B, selama tindakan yang Anda lakukan adalah A maka B adalah hal mustahil bagi Anda. Tindakan yang sama akan menghasilkan hasil yang sama. Untuk dapat memperoleh hasil yang berbeda, Anda harus memikirkan dan melakukannya dengan cara yang berbeda. Formula ini berlaku pasti sebagaimana hukum perkalian dalam matematika. Perkalian 1 x 2 secara pasti sama dengan 2. 1 x 2 tidak akan pernah menghasilkan angka 10. Nilai 10 hanya akan Anda dapatkan ketika Anda mengubah perkalian 1 x 2 menjadi 1 x 10 atau 2 x 5. sekali lagi saya ingatkan ”If you take the same action everyday, you will get the same result; if you want different result, you must changes your action” (Jika Anda mengambil tindakan yang sama setiap hari, Anda akan mendapatkan hasil yang sama; Jika Anda menginginkan hasil yang berbeda, anda harus mengubah tindakan anda)
Sebagai orang yang ingin menajdi seorang pengusaha sukses, anda harus melakukan hijrah (perubahan) terhadap cara-cara lama yang tidak menghasilkan hasil seperti yang anda inginkan. ketika produk yang anda jual belum menghasilkan omset sesuai dengan yang anda harapkan maka segeralah lakukan hijrah, ubahlah system pemasaran, promosi, maupun distribusi dari produk tersebut. dengan melakukan perubahan pada “cara”, anda akan memperoleh perbedaan pada “hasil”
Strategi ke tiga adalah jihad. secara bahasa jihad memiliki makna “bersungguh-sungguh”. jihad juga dapat berarti anda memiliki consistent dan persistent _ kerja nyata yang konsisten dan berkesinambungan sampai terwujudnya suatu tujuan. orang-orang sukses adalah mereka yang mau melakukan kerja nyata secara terus menerus dan konsisten, sementara mereka yang merasa gagal dalam hidup ternyata adalah orang-oranga yang selalu hidup di buai mimpi tanpa mau melakukan kerja keras secara konsisten sampai terwujudnya sebuah tujuan.


Long Life Learning Mentality

Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Pemurah! Yang mengajar dengan kalam” (Al-Alaq : 1-4)
Setiap manusia memiliki kemampuan yang hampir tak terbatas untuk belajar dan berkembang dalam bidang maupun pekerjaan apapun yang mereka inginkan. anda memiliki lebih banyak daya pikir, kemmapuan, dan kecerdasan daripada yang pernah anda gunakan, kalau anda ingin mengembangkan diri anda sepanjang sisa hidup anda. anda jauh lebih cerdas sejauh dari apa yang pernah anda bayangkan. Tidak ada rintangan yang tidak bisa anda atasi, tidak ada masalah yang tak dapat anda pecahkan, dan tak ada tujuan yang tidak dapat anda capai dengan menggunakan kekuaatan pikiran anda.
Tetapi otak manusia sama seperti otot. berkembang hanya jika digunakan. seperti ketika anda harus melatih otot fisik anda agar kuat, anda pun harus melatih otot mental anda untuk dapat membangun kecerdasan anda. Kabar baiknya adalaha makin banyak anda belajar, makin banyak yang dapat anda pelajari. seperti semakin sering anda dalam berolah raga, maka akan semakin bagus anda dalam olah raga tersebut. semakin banyak anda menginvestasikan waktu anda pada pembelajaran seumur hidup, lebih mudah bagi anda untuk belajar lebih banyak.
Menurut Brian Tracy, seorang maha guru dibidang pengembangan diri ada tiga kunci yang dapat anda terapkan untuk menjadi seorang pembelajar seumur hidup. Kunci pertama adalah membaca di bidang anda paling sedikit 30 sampai 60 menit setiap hari. membaca bagi otak adalah sama seperti olah raga bagi tubuh. membaca selama satu jam setiap hari akan menjadi sekitar satu buku per minggu. satu buku perminggu akan menjadi 50 buku per tahun. lima puluh buku pertahun akan menjadi 500 buku dalam 10 tahun yang akan datang.
karena rata-rata orang dewasa membaca kurang dari satu buku pertahun, ketika anda mulai membaca satu jam perharI, atau satu buku per minggu, ini saja akan memberikan anda keunggulan yang lua biasa di bidang anda. anda akan menjadi seorang yang paling cerdas, paling kompeten, dan dibayar paling mahal di profesi anda dengan hanya membaca satu jam setiap hari.
Mari kita lihat apa yang Anda miliki jika Anda mulai membiasakan diri membaca buku sehari selama satu jam. Membaca buku selama satu jam dalam sehari maka dalam seminggu Anda akan dapat menyelesaikan minimal satu buku. Hal itu sama dengan membaca empat buku dalam sebulan. Selama setahun total buku yang telah Anda baca mencapai empat puluh delapan buku . Dalam sepuluh tahun, hampir lima ratus buku yang telah Anda baca.
Selanjutnya Anda bandingkan jika dalam sehari Anda mengalokasikan waktu tiga jam untuk membaca buku. Satu jam setelah Anda bangun dipagi hari, satu jam disaat santai di sore hari, dan satu jam sebelum Anda tidur dimalam hari. Dalam satu minggu maka Anda dapat menghabiskan membaca dua buah buku. Dalam sebulan menjadi delapan buku. Setahun menjadi sembilan puluh enam buku, dan dalam waktu kurang lebih lima tahun Anda telah dapat membaca lima ratus buku.
Jika Anda telah membaca seratus buku tentang manajemen (atau bidang yang lainnya), maka Anda layak disebut sangat baik menguasai ilmu manajemen. Namun jika Anda telah membaca kurang lebih lima ratus buku tentang manajemen maka Anda sangat-sangat layak untuk disebut orang hebat dalam ilmu manajemen.
Rata-rata orang sukses menghabiskan minimal tiga jam untuk membaca buku dibidangnya. Di rumah-rumah mereka terdapat perpustakaan pribadi yang berisi ratusan bahkan ribuan judul buku. Mereka juga sangat-sangat menghargai waktu. Kemanapun mereka pergi, buku senantiasa menjadi teman yang setia. Mereka menyempatkan membaca selembar demi selembar disela-sela kegiatan. Tidak ada waktu kosong yang tidak dilewatkan dengan membaca.
Secara teknis, seseorang tidaklah perlu sekolah setinggi mungkin untuk memperoleh ilmu. Kecuali yang diinginkan adalah ijasah atau gelar akademik. Hanya dengan rajin membaca dan praktek, seseorang bisa menjadi ahli dalam setiap bidang yang diminatinya. Kebanyakan dari para pelajar maupun mahasiswa, kegiatan menuntut ilmu hanya dilakukan saat pembelajaran di dalam kelas. Dengan keterbatasan jam belajar serta kemampuan pengajar dalam menyampaikan materi, dapat Anda perkirakan berapa banyak ilmu yang dapat mereka serap. Tanpa ditunjang oleh kegiatan membaca maka yang tercipta adalah para lulusan perguruan tinggi yang siap memenuhi daftar panjang para pengangguran terdidik di negara ini.
Kunci kedua untuk pembelajaran seumur hidup adalah mendengarkan kaset atau CD audio sepanjang anda memiliki kesempatan. Rata-rata orang menghabiskan waktu dalam perjalan sebanyak 500 sampai 1000 jam dalam setahun. ini sama dengan 12 sampai 24 minggu kerja, atau sama dengan satu atau dua semester penuh berada di universitas.
Kemajuan teknologi saat ini memberikan kesempatan pada anda untuk dapat mendengarkannnya kapan dan dimanapun anda inginkan. Anda dapat mendengarkannya dalam bentuk kaset yang anda putar dalam tape mobil atau walkman. Anda dapat membeli sebuah MP3 atau MP4 player dan mengisinya dengan file audio yang berisi ceramah pengembangan diri atau materi pembelajaran lainnya. atau pun anda dapat mengisi file audie tersebut kedalam Handphone yang anda selalu bawa kemana-mana.
Maksimalkan setiap waktu yang anda miliki. jangan pernah membiarkan sedetikpun berlalu tanpa anda mendapatkan informasi berharga yang dapat membuat anda semakin unggul dalam bidang anda. banyak orang yang telah sukses dan menjadi multi jutawan melalui keajaiban mendengarkan kaset / CD audio. inilah kenapa belajar melalui mendengarkan kaset / CD audio disebut sebagai terobosan terbesar dalam pendidikan sejak ditemukannya mesin cetak.
secara rutin saya senantiasa mendengarkan materi pendidikan dalam bentuk audio dalam setiap
kesempatan yang ada setiap harinya. biasanya saya memutarnya ketika sedang dalam perjalanan berkendaraan, saat menunggu, ketika sedang duduk santai, sambil berbaring melepas lelah, dan ketika menjelang tidur.
Kunci ketiga untuk menjadi pembelajar seumur hidup adalah dengan mengikuti setiap kursus atau seminar yang dapat anda temui, yang dapat membantu anda menjadi lebih baik di bidang anda. melalui kursus, training dan seminar anda dapat belajar secara langsung dari para pakar di bidangnya. bahkan menurut Robert T Kiyosaki, belajar melalui kursus maupun seminar memiliki efektifitas yang lebih tinggi dibandingkananda belajar dalam sebuah pendidikan formal. sebagai contoh, untuk belajar tentang “marketing” di dalam kampus anda harus mengambil sekian banyak SKS, namun melalui seminar anda dapat mempelajari marketing secara teori maupun prektek dalam waktu yang sangat singkat. sebagai contoh, seminar “Marketing Revolution” yang dibawakan oleh Tung Desem Waringin.
Perpaduan antara buku, kaset/CD audio, dan seminar memungkinkan anda menghemat ratusan jam, jutaan rupiah, dan banyak waktu kerja keras dalam mencapai tingkat kesuksesan di bidang anda.
Cara lain yang dapat anda gunakan untuk menjadi pembelajar seumur hidup adalah belajar dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Anda dapat belajar dari diri anda sendiri melalui proses perenungan maupun berpikir secara mendalam. anda dapat memulai proses belajar seperti ini dengan cara membuat sebuah “pertanyaan inspiratif” kedalam diri. pertanyaan itu dapat berasal dari sebuah perenungan tentang diri sendiri maupun hasil dari pengamatan terhadap lingkungan sekitar. ketika pertanyaan itu telah anda temukan, maka secara perlahan berbagai jawabanpun akan muncul dengan sendirinya dalam kepala anda.
Motivator Nomor satu di dunia, Anthony Robbins berkata bahwa “ If you want to be successful, find someone who has achieved the results you want and copy what they do and you’ll achieve the same result” (Jika anda ingin meraih kesuksesan, carilah seseorang yang telah mencapai hasil yang adna inginkan kemudian tirulah apa yang mereka lakukan dan anda akan mendapatkan hasil yang sama). belajar adalah sebuah proses meng-copy pengetahuan maupun keterampilan dari orang-orang yang telah berhasil dibidangnya.
Buatlah keputusan hari ini untuk menjadi manuasia pembelajar seumur hidup. dalam sebuah hadits Rasulullah SAW berpesan pada umatnya “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang kubur.” Anda akan kagum melihat hasil yang akan anda peroleh dalam hidup anda sebagai mana yang dijanjikan Allah dalam Al Quran bahwa sesungguhnya Allah akan meninggikan orang-orang yang memiliki ilmu beberapa derajat.

Don't Give Up, Be Optimist


“Janganlah kamu bersikap lemah, janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman (Ali Imran : 139)

Dalam kehidupan,sering kali kita mendapatkan sesuatu yang sesungguhnya tidak kita harapkan. ada saat-saat dimana semua rencana kita menjadi tidak terlaksana dengan baik. inilah kenapa sering kali orang bijak sering berpesan bahwa “Tugas manusia adalah sebatas berencana dan berusaha, Allah-lah yang menentukan segalanya”. dengan demikian yang terpenting sebenarnya adalah menumbuhkan sikap penuh harap, pantang menyerah, dan senantiasa optimis terhadap segala sesuatu.
Dalam bukunya yang berjudul “Learned Optimism”, Dr. Martin Seligmen dari University of Pennsylvania menuliskan secara gamblang tentang perbedaan orang-orang optimis dan orang-orang pesimis. Buku ini disusun berdasarkan hasil riset yang dilakukan selama 25 tahun. Kesimpulan umum dari riset Dr. Seligman ini adalah bahwa orang optimis selalu terbiasa menginterpretasikan segala kejadian dalam hidupnya dengan sikap positif dan mampu mengendalikan emosi mereka. Mereka selalu mengembangkan kebiasaan untuk berbicara dengan diri mereka sendiri dengan cara yang konstruktif. kepan pun mereka menghadapi masalah, mereka akan segera mengambil sikap terhadap diri mereka sendiri secara positif dan menghalangi berkembangnya sikap dan emosi negative.
Terdapat tiga hal mendasar yang membedakan reaksi antara orang-orang optimis dan orang-orang pesimis. Hal pertama yaitu orang-orang optimis senantiasa melihat setiap kegagalan dan ketidak-beuntungan sebagai suatu hal yang bersifat sementara. Di lain pihak, orang-orang yang pesimis akan melihat ini sebagai suatu hal yang bersifat permanen (selamanya), dan percaya bahwa itu merupakan bagian dari suratan takdir yang harus dijalani. sebagai contoh, ketika seorang optimist ditimpa oleh sebuah bencana, orang tersebut akan ber-khusnudzon (berbaik sangka) bahwa bencana ini pasti akan berlalu. sebagaimana disetiap jalan menanjak pasti setelah itu ada jalan yang menurun. lain halnya dengan orang pesimis, mereka ber-suudzon (berburuk sangka) pada Allah, mereka memandang bahwa bencana yang terjadi adalah sebuah kutukan yang harus mereka terima sepanjang hayat.
Hal Kedua yang menjadi perbedaan antara orang-orang optimis dengan orang-orang pesimis adalah bahwa orang-orang optimis selalu melihat kesulitan sebagai hal yang sifatnya spesifik, dimana orang pesimis melihat hal ini sebagai hal yang bersifat umum. ini berarti ketika terjadi kegagalan pada satu aktivitasnya, maka orang optimis akan menganggap hal ini sebagai kejadian yang terpisah dengan hal lain. Di sisi lain orang pesimis memandang bahwa suatu kejadian tersebut memiliki keterkaitan erat dengan hal lainnya. Dengan keyakinan ini, orang optimis dengan mudah akan melupakan kesulitan yang baru saja dialami dan bersiap untuk pengalaman yang baru dan menyenangkan, sedangkan orang pesimis melihat kelanjutan dari kesulitan itu dalam seluruh aspek kehidupannya.
Hal ketiga yang menjadi perbedaan antara orang-orang optimis dan orang-orang pesimis adalah bahwa orang-orang optimis selalu melihat setiap rintangan sebagai sesuatu yang berasal dari luar (eksternal) sedangkan orang-orang pesimis akan melihat rintangan itu dari sisi personal (pribadi).
Disamping itu, yang menjadi perbedaan lainnya antara orang-orang optimis dan orang-orang pesimis adalah dari cara mengambil tindakan dari suatu kejadian. orang optimis mengambil tindakan dari permasalahan secara proaktif sedangkan orang pesimis mengambil tindakan secara reaktif. proaktif adalah cara pandang yang positif dan konstruktif dalam melihat permasalahan, sedangkan reaktif adalah suatu reaksi emosional dan cenderung bersifat negative.
Charles Popplestown pernah berpesan bahwa “You cannot always control circumstances, but you can control your own thoughts” (Anda tidak dapat selalu mengontrol keadaan, namun Anda dapat mengontrol pikiran Anda sendiri). Janganlah bersikap lemah. Janganlah bersedih hati. Yakinlah bahwa dalm diri Anda tersimpan potensi yang luar biasa. Yang butuh Anda lakukan adalah senantiasa bersikap optimist pada setiap keadaan.