Selasa, 31 Januari 2012

MEMALUKAN

MEMALUKAN... Tapi itulah yang sebenarnya terjadi. Saat Brilliant Camp kemarin saya dibuat menangis oleh gambar diatas. Sangat Memalukan kan...apalagi itu terjadi dihadapan para peserta yang terdiri dari anak kelas 2 SD hingga kelas 3 SMP. Tulisan tersebut sangatlah sederhana namun membuat saya sangat terharu hingga tidak bisa menahan air mata. Bermula dari sebuah sesi motivasi memunculkan keyakinan diri. saya menyiapkan simulasi berjalan diatas beling sebagai analogi bahwa seringkali yang menghambat kita untuk berhasil adalah ketakutan di dalam diri.

Simulasi berjalan dengan lancar hingga ada seorang anak bernama Taya yang tidak mau melakukannya dengan alasan "sangat takut". setelah bersusah payah membujuknya dengan menggunakan berbagai logika sederhana yang mudah dipahaminya, akhirnya Taya mau melakukannya.

Secara perlahan Taya mulai menginjakkan kaki diatas serakan beling. di wajahnya masih tersirat perasaan cemas dan khawatir. hingga akhirnya setelah dia dapat menginjakkan kedua kakinya dengan mantap, barulah dia tersenyum lebar menganggkat kedua tanggannya sambil berteriak kencang "Yes, Taya Bisa!!!!" . Sontak seluruh ruanganpun bergembira merayakan keberhasilah Taya mengalahkan ketakutannya..

Setelah atraksi itu selesai, sayapun kembali berbicara didepan audience untuk memberikan pemaknaan atas apa yang baru saja mereka alami bersama. setelah berbicara beberapa menit, saya tersadar bahwa Taya tidak ada ditengah kerumunan teman-temannya. segera saya mencarinya kesekeliling ruangan dan akhirnya mata saya terpaku di papan flipchart yang ada disamping kiri saya. disitu saya menemukan Taya sedang berusaha menyelesaikan tulisannya "Taya tidak takut lagi".

Melihat aksi spontan Taya, dada saya langsung sesak, mata saya langsung berkaca-kaca dan air matapun tidak dapat tertahan tuk menetes jatuh.

Sesaat kemudian secara kompak seluruh fasilitator dan peserta bertepuk tangan dan terharu atas kejadian itu sambil berteriak "Taya Hebat, Taya Pasti Bisa!!!".

Kami semakin tersadarkan bahwa apa yang kami lakukan untuk anak-anak tersebut sungguh bagi mereka merupakan sesuatu yang sangat penting.

Menjelang penutupan acara, saya bertanya secara pribadi kepada Taya. "Setelah tidak takut lagi, apa yang akan Taya lakukan setelah tiba dirumah?"

Nafas saya tertahan dan matapun kembali berkaca-kaca saat mendengar jawaban yang polos dari suara kecilnya.

Sambil berdiri dengan lutut , memandang matanya, dan memegang bahunya saya hanya bisa berkata "Yes, Taya pasti bisa".