Kamis, 23 April 2009

CHANGE Or DIE!


(Disampaikan sebagai topic program “Just Ronal Hutagalung” di Go Radio, Tanggal 24 April 2009 pukul 21.00-23.00)


Seekor Elang dewasa terbang berputar-putar dengan sangat eloknya di atas sebuah padang rumput. Sorot matanya menatap dengan tajam ke arah seekor kelinci putih yang berada tepat di bawahnya. Rasa lapar yang menggerogoti perut tidak memaksanya untuk bertindak ceroboh. dengan penuh kehati-hatian dia menunggu saat yang tepat untuk menjemput makan siangnya.
setelah terbang berputar-putar beberapa kali dan merasa siap untuk menangkap si kelinci, dengan sayap yang terbuka lebar dan cakar yang tajam Elang inipun segera menukik tajam kearah si kelinci dan berhasil menyergap serta mencengkeram erat si kelinci. Perasaan senang segera mengalahkan bunyi keroncong dari perutnya.


Setelah bernafas lega, Elang inipun segera bersiap untuk terbang membawa makan siang untuk dirinya sendiri dan anak-anaknya yang sedang menunggu di dalam sarang. Namun sayang, saat membawa mangsanya terbang. tiba-tiba, Brukkk. Kelinci tersebut jatuh terlepas dari cengkraman dan berlari terbirit-birit masuk kedalam hutan.


Tidak dapat lagi melihat mangsanya, Elang inipun kembali terbang ke puncak pohon tempat ia tinggal bersama dengan anak-anaknya. tentunya dengan perasaan kecewa dan rasa sakit diperut karena menahan lapar.


Kejadian yang dialaminya hari ini adalah kejadian yang sudah kesekian kalinya terjadi. sudah berminggu-minggu dia gagal menangkap mangsa dan mengalami kelaparan panjang.


Di usianya yang memasuki 40 tahun, banyak perubahan yang terjadi pada dirinya. bulunya yang sangat lebat menjadikan gerakan terbangnya menjadi semakin lambat dan tidak dapat terbang tinggi. Kuku-kuku yang berada di ujung cakarnya sudah menua sehingga sangat menyulitkan ketika digunakan untuk mencengkram. demikian juga dengan paruhnya yang dulu tajam, sekarang tidak mampu lagi menangkap mangsa karena kepanjangan dan bengkok kedalam hingga hampir menyentuh dada.


Menghadapi kenyataan ini, hanya ada dua pilihan berat yang harus dipilihnya. Mati kelaparan atau menjalani proses perubahan yang sangat menyakitkan selama 150 hari. Proses ini mengharusnya ia terbang ke atas puncak gunung yang tinggi untuk memulai proses perubahan. Pertama-tama, Elang harus menghantamkan paruhnya berkali-kali pada sebuah batu keras sampai terlepas dari mulutnya. Setelah paruhnya terlepas, sang Elang harus menunggu sampai paruh barunya tumbuh kembali.


Proses kedua adalah sang Elang harus mencabut satu per satu cakarnya yang menua untuk membiarkan tumbuhnya cakar yang baru. Proses terakhir adalah mencabuti satu per satu bulu di sekujur tubuhnya. Inilah proses yang panjang dan menyakitkan yang harus dijalaninya selama lima bulan.


Seekor Elang dewasa dapat hidup hingga usia 70 tahun. Saat memasuki usia 40 tahun Elang harus melakukan proses perubahan ini. Sebuah proses yang sangat menyakitkan namun memberikan sebuah harapan hidup baru, hingga 30 tahun lamanya.


Sebagaimana seekor Elang, manusiapun setiap harinya mengalami perubahan. Perubahan yang dengan sengaja kita niatkan dan lakukan, maupun perubahan yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Perubahan merupakan sesuatu yang mutlak dalam kehidupan ini. Seorang pelatih sukses dan penulis buku best seller, Brian Tracy, berkata bahwa “Setiap harinya manusia berubah, jika tidak berubah menjadi lebih baik maka sudah pasti berubah menjadi lebih buruk”.


Sebuah hal yang mustahil bagi kita untuk menghindari perubahan. perubahan merupakan cara alam untuk menyeleksi seberapa pantas kita dapat hidup dengan baik. Seberapa pantas kita dapat tetap bertahan dalam sebuah pertandingan. Serta seberapa pantas kita untuk merasa bangga atau untuk dibanggakan.


Ingatkah Anda ketika awal kemunculannya, Band ST 12 hadir dengan nuansa musik beraliran Pop. Saat itu mereka harus bersaing dengan band-band yang telah lebih dulu ada dan memiliki begitu banyak fans seperti Sheila On Seven, Peter Pan, Naff, dan senior mereka Gigi. Sebuah tantangan yang sangat berat bagi sebuah band baru. hal ini pun menjadi semakin sulit dengan membanjirnya band-band baru yang juga beraliran yang sama. Akibatnya, impianpun masih jauh dari kenyataan.


Menghadapi lingkungan musik yang mengalami perubahan, yaitu menjadi jenuh dengan band-band aliran pop. Hanya ada dua pilihan berat bagi ST 12, yaitu bertahan dengan music popnya atau melakukan perubahan. Ke dua pilihan ini memiliki konseskuensi atau resiko berat. Jika ST 12 tetap bertahan dengan aliran popnya, secara pasti mereka akan kalah bersaing dan MATI. Jika mereka memilih untuk berubah, mereka harus siap dengan segala konsekuensi yang terjadi selama proses perubahan.


Setiap perubahan mengharuskan agennya untuk melakukan perpindahan dari area nyaman (comfort zone) ke area yang tidak nyaman (uncomfort zone). Sebuah proses yang senantiasa disertai oleh rasa takut, rasa cemas, rasa sakit, dan terkadang putus asa.


Karena keputusan band ST 12 untuk memilih BERUBAH dan bukan memilih MATI, mereka berhasil menjadi jawara di belantika music Indonesia. Mereka merubah aliran musiknya dari sekedar Pop menjadi Pop Melayu. Album mereka yang berjudul PUSPA berhasil meraih berbagai macam penghargaan. Menariknya, mereka berhasil berubah menjadi juara dengan salah satu single lagu di albumnya yang berjudul “Jangan Pernah Berubah”. Hingga saat artikel ini di tulis lagu tersebut masih bertengger di berbagai chart music popular.


Dalam konteks bisnis, keputusan untuk berubah telah menyelamatkan perusahaan dari kematian. salah satu contohnya adalah PT. Telkom. Sebagaimana perusahaan BUMN lainnya pada masa itu, hingga tahun 1988 Perumtel memiliki begitu banyak masalah. Komplain konsumen terhadap buruknya pelayanan hampir setiap saat menghiasai menghiasi media massa. Sementara saat itu jumlah karyawannya mencapai 46 ribu orang dengan 900 ribu satuan sambungan. Jika dihitung-hitung, itu sama artinya setiap karyawan hanya melayani kurang dari 20 sambungan telepon.


Menghadapi kondisi ini, Perumtel harus segera memilih untuk BERUBAH atau MATI. Akhirnya diputuskanlah untuk berubah dan menunjuk Ir. Cacuk Sudariyanto sebagai kapten kapalnya. Cacuk akhirnya menemukan tiga masalah fundamental yang harus segera dibenahi, yaitu aspek financial, laporan keuangan, dan SDM perusahaan. Perubahan pun segera dilakukan dengan membenahi ke tiga aspek tersebut. Singkat cerita, dalam masa kepemimpinan Cacuk yang relative singkat (1988- 1992) PT. Telkom telah memiliki 3,5 juta satuan sambungan dengan kualitas pelayanan yang jauh lebih baik.


Hingga saat ini PT. Telkom masih terus melakukan perubahan. Jika tidak BERUBAH, tentunya harus bersiap untuk MATI. Lingkungan saat ini berubah dengan sangat cepat mengikuti perkembangan jaman. Kecepatan dan fleksibilitas menjadi hal yang penting. Akses Internet menjadi sebuah kebutuhan baru. Hadirnya teknologi seluler menjadikan masyarakat lebih menyukai menggunakan handphone GSM ataupun CDMA sebagai alat komunikasinya. Anda tentu sudah tahu inovasi apa yang dilakukan PT. Telkom dalam menyikapi perubahan ini.


Bagaimana dengan kehidupan sehari-hari? Setiap keputusan yang pernah kita ambil maupun lingkungan saat ini telah menjadikan hidup kita berubah. Jika kemarin Anda sakit kemudian hari ini sehat, Artinya Anda berubah menjadi lebih baik. Jika Anda kemarin pesimis dan kemudian hari ini merasa optimis, artinya Anda berubah menjadi lebih baik. Namun jika kemarin Anda merasa bahagia dan hari ini merasa sedih, artinya anda berubah menjadi tidak baik.


Bagaiman kondisi tubuh, pikiran dan perasaan yang kita jalani saat ini merupakan pencerminan kearah mana hidup kita sedang berubah. Jika tubuh, pikiran dan perasaan Anda positif, itu berarti Anda sedang berada di jalur rel yang tepat dan membawa Anda pada kehidupan yang lebih baik. Anda memilih untuk BERUBAH menjadi lebih baik.


Namun jika saat ini tubuh, pikiran dan perasaan Anda negative, Anda tentu tahu kemana ujung dari perjalanan Anda. Dengan tetap membiarkan kondisi tersebut berlarut-larut, artinya Anda telah memutuskan untuk tidak BERUBAH. Anda memilih untuk MATI!


Salam Smart


NB : Anda memang tidak dapat menghindari perubahan dalam hidup. Karena itu saya siap membantu Anda serta selalu berdoa dan berharap agar perubahan apapun dalam hidup Anda senantiasa menuju pada kebaikan. Mari kita pastikan bersama bahwa hidup Anda berubah menjadi lebih baik dari hari kehari.