Kamis, 30 Januari 2014

Kekuatan Komunikasi




Komunikasi adalah kekuatan. Itulah mantra sukses yang dikatakan oleh Anthony Robbins, Motivator nomor satu di dunia dalam bukunya yang berjudul “Awaken The Giant Within”.
Banyak orang yang menganggap berkomunikasi merupakan sesuatu yang secara alamiah dimiliki oleh setiap orang sehingga tidak perlu dipelajari. Bukankah sejak kecil kita telah belajar berkomunikasi.
Sejak kecil kita telah berkomunikasi dengan menangis, merenggek, memperlihatkan ekspresi wajah tertentu, hingga mampu berkata-kata seperti saaat ini.
Komunikasi tidaklah sekedar bagaimana cara kita berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi memiliki peran yang jauh lebih besar dibandingkan sekedar untuk bagaimana kita menyampaikan apa yang kita pikirkan dan mendengarkan apa yang dipikirkan oleh orang lain. Komunikasi memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang, ya! komunikasi sangat menentukan kualitas hidup seseorang.
Tidak maksimalnya hidup seseorang disebabkan oleh kualitas komunikasinya yang tidak maksimal. Sedih dan bahagianya seseorang bergantung pada kualitas komunikasinya. Sukses dan gagalnya seseorang dalam kehidupan juga ditentukan oleh kualitas komunikasi yang dimiliki oleh orang terrsebut.
Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita secara prinsip semuanya bersifat netral, artinya setiap keajadian dalam diri kita tidaklah memiliki arti apapun sebelum kita sendiri yang mengartikan.
Suatu ketika Anda berjalan dengan keluarga Anda disebuah pusat keramaian, saat Anda sedang asyik menikmati waktu dengan keluarga tersebut tiba-tiba Anda dikejutkan oleh seseorang yang berteriak-teriak “Orang Gila, Orang Gila” sambil menunjuk-nunjuk kepada Anda. Secara spontan apa reaksi Anda saat mengalami kejadian tersebut? Umumnya reaksi orang terhadap kejadian tersebut adalah kaget, malu, jengkel dan bercampur marah. Beberapa orang mungkin langsung mendekati orang tersebut dan segera melayangkan tinju, karena merasa tidak terima dengan tuduhan itu, bisa jadi Anda marah dan kemudian berteriak sambil menunjuk-nunjuk orang tersebut dengan perkataan “Anda yang gila, Anda yang nggak waras!”. Akhirnya seperti berbalas pantun, Anda dan orang itupun saling tunjuk dan meneriaki satu sama lain. Tanpa sadar dalam waktu seketika orang-orangpun mulai berkumpul dan bertanya-tanya “Yang sebenarnya gila yang mana?”.
Setiap kita bebas menentukan arti apa yang kita berikan pada setiap kejadian yang kita hadapi. Saat melihat setangkai mawar, Anda dapat melihatnya sebagai sebuah bunga yang memiliki duri atau tanaman berduri yang memiliki bunga yang sangat cantik. Bagaimanapun cara Anda mengartikannya maka demikian pula cara Anda merasa.
Sebagai contoh, di sebuah rumah sakit jiwa, dua orang pasien sedang melihat keluar jendela sambil berbincang. Pasien pertama sambil menunjuk keluar jendela berkata, “Dunia ini sangat menjijikkan, lihatlah di mana-mana hanya ada rumput dan lumpur”. Pasien kedua yang berada disampingnya berkata “Anda salah, dunia ini penuh dengan keindahan” sambil menunjuk bintang-bintang yang bersinar terang di malam yang tenang itu.

Kamis, 16 Januari 2014

Kenapa impian harus di tulis ?



“Perbedaan antara sebuah tujuan dan sebuah mimpi terletak pada sesuatu yang tertulis.” Gene Donohue

Mark McCormack pernah melakukan sebuah studi tentang goal kepada para lulusan MBA di hardvard Business School, sekolah bisnis paling ternama di dunia antara tahun 1979 dan 1989. Pada tahun 1979, para lulusan MBA tersebut ditanya, “ Apakah Anda telah menyusun sebuah rencana yang jelas, spesifik, dan tertulis  tentang masa depan Anda, dan perencanaan tentang bagaimana merealisasikan rencana tersebut?” Hasilnya, 3% menyatakan telah memiliki goals yang spesifik, jelas dan tertulis; 13% menyatakan telah memiliki goals yang spesifik dan jelas namun tidak tertulis; sisanya sebesar 84% menyatakan belum memiliki dan menyusun rencana tersebut.
Pada tahun 1989 atau sepuluh tahun kemudian, periset melakukan wawancara dengan semua responden yang telah ditanyai dulu. Hasilnya 13% yang menyatakan telah memiliki goals yang spesifik dan jelas namu tidak tertulis, memiliki penghasilan rata-rata 2 kali lipat besarnya dari mereka yang 84% tadi.
Hal yang mengejutkan adalah, 3% lulusan MBA yang menyatakan telah memiliki goals yang spesifik, jelas, dan tertulis, memiliki penghasilan yang besarnya rata-rata 10 kali lipat dari 97% lulusan MBA lainnya. Perbedaan utamanya adalah, mereka yang masuk 3% ini telah memiliki goals yang jelas, spesifik, dan tertulis.

“Dengan berkomitmen menulis tujuan-tujuan Anda di selembar kertas akan meningkatkan pencapaian tujuan tersebut sebesar seribu persen!.” Brian Tracy


Apakah Anda kenal Bruce Lee ? atau mungkin Anda salah satu penggemarnya? Bruce merupakan salah satu bintang film legendaris sepanjang masa. Ia dipandang sebagai seniman bela diri terhebat yang pernah hidup.
Sebelum sukses menjadi bintang film Hollywood Bruce Lee menulis surat untuk dirinya sendiri. Surat tersebut hingga kini masih terpajang di salah satu dinding Planet Hollywood New York City.
Surat yang tertanggal 9 januari 1970 bertuliskan “ Pada tahun 1980, saya akan menjadi bintang film oriental paling terkenal di Amerika dan menabung $ 10 juta. Sebagai gantinya saya akan memberikan akting terbaik yang bisa saya berikan setiap kali berada di depan kamera, dan saya akan hidup damai dan harmonis”.
Bruce Lee membuat tiga film, dan pada tahun 1973 memfilmkan Enter the Dragon. Film ini merupakan kesuksesan besar dan mendatangkan ketenaran besar bagi Bruce Lee. Impiannya menjadi kenyataan. Mulailah menuliskan apa yang menjadi IMPIAN Anda dan bersiaplah untuk SUKSES.


Keyword :
Training motivasi, inspirasi sukses, motivasi diri, percaya diri, dream, impian, leadership, mindset, mind power