Jumat, 21 Maret 2008

Fadel Vs Ronaldo, Siapa yang lebih cerdas?

Fadel Vs Ronaldo, Siapa yang lebih cerdas?
(Self Motivation Series)


Apa kesan Anda terkait dengan judul diatas? Sebagian orang mungkin langsung mengambil sebuah kesimpulan bahwa artikel ini mengandung nuansa politik. Bermaksud untuk mempopulerkan seseorang atau untuk memojokkan salah satu pihak. Judul diatas mungkin terdengar propokatif, tapi yang pasti tidak ada maksud untuk mengagungkan ataupun merendahkan orang lain. Seperti dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya. Harapan terbesar dari isi artikel-artikel yang saya tulis adalah untuk menyadarkan diri kita atas potensi yang sesungguhnya telah kita miliki sejak lahir serta menginspirasi setiap orang yang membacanya untuk memanfaatkan potensi diri tersebut untuk sebuah pencapaian yang luar biasa (maximum achievement).
Jika saya minta Anda menjawab mana yang lebih cerdas antara Fadel Muhammad, BJ Habibie, Iwan Fals, Risno Ahaya, Aa Qym, Ade Rai maupun Ronaldo. Seperti apa jawaban anda? Apa dasar yang melatar belakangi jawaban anda? Secara umum, ketika diberikan pertanyaan demikian orang-orang pasti dengan lantangnya akan menjawab bahwa orang yang paling cerdas adalah Bapak BJ Habibie dan mungkin anda juga menjawab demikian.
Jika jawaban anda sama seperti kebanyakan orang, maka itu adalah jawaban yang tidak sepenuhnya benar dan juga tidak sepenuhnya salah. Benar tidaknya sangat tergantung pada dasar apa anda mengkategorikan orang tersebut sebagai orang cerdas serta dalam batasan apa Anda mendefinisikan kata “cerdas” itu sendiri.
Seorang pakar multiple intelligence, Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah kemampuan menciptakan produk yang bermanfaat dan menyelesaikan masalah sehari-hari. Namun saya lebih senang menyederhanakan arti kata “cerdas” tersebut sebagai “penguasaan” atau “bakat” terhadap sesuatu. Orang yang cerdas berarti dia menguasai / berbakat terhadap suatu hal, baik berupa pengetahuan maupun keterampilan.
Risno Ahaya lebih cerdas daripada Fadel Muhammad dalam hal kecerdasan musikal. Aa Qym mungkin lebih cerdas daripada Habibie dalam hal kecerdasan spiritual maupun bisnis, dan Ronaldo lebih cerdas daripada Ade Rai dalam hal mencetak gol di gawang lawan. Dan bisa jadi Anda lebih cerdas dibandingkan orang-orang yang saya sebutkan di atas pada kecerdasan tertentu yang Anda miliki.
Setiap manusia terlahir sebagai makhluk yang “istimewa”. Istimewanya dimana? Istimewanya berada pada “Keunikan” yang dibawanya sejak lahir. Manusia tidak diciptakan seperti halnya boneka yang berasal dari satu cetakan (prototipe) yang kemudian diproduksi berulang-ulang. Setiap manusia yang ada dimuka bumi ini tidak satupun memiliki duplikat yang sama dengan dirinya, baik sejak bumi ini diciptakan hingga bumi ini hancur lebur di akhir jaman. Sepasang bayi kembar identik, pasti memiliki perbedaan yang menunjukkan bahwa masing-masing adalah “istimewa”. Setiap manusia diciptakan dengan bentuk fisik tersendiri, sifat bawaan tersendiri, maupun dengan “kecerdasan pilihan” tersendiri.
Mungkin Anda bertanya kenapa saya menyebutnya “kecerdasan pilihan”. Setiap manusia diberikan seluruh potensi kecerdasan oleh Sang Maha Pencipta. Minat manusia itu sendirilah yang kemudian membawanya kepada kecerdasan tertentu yang menjadi keunikannya. Setiap orang bebas memilih untuk menjadi cerdas dibidang mana saja yang dia inginkan. Apakah dibidang ilmu fisika, kimia, bahasa inggris, sosial, spiritual, musik, maupun olah raga (fisik).
Tapi, bukankah kecerdasan itu diturunkan dari orang tua? Faktor kecerdasan yang diturunkan dari orang tua adalah sangat kecil. Seorang musisi yang dianggap mewarisi kecerdasan musik dari orang tuanya sebenarnya “memilih” untuk mengembangkan kecerdasan musiknya dikarenakan referensi yang dimilikinya didominasi oleh dunia musik. Ketika kecil, dia senang melihat ayahnya memainkan alat musik serta ibunya yang senang menyanyi. Ketika acara kumpul keluarga, selalu diisi dengan kegiatan musik. Bernyanyi bersama, mendendangkan lagu-lagu kenangan. Dengan lingkungan yang penuh musik, anak ini kemudian tumbuh menjadi orang yang menyenangi musik. Mulailah dia belajar musik dari ayahnya. Belajar menyanyi dari ibunya. Dan jadilah dia seorang musisi.
Seorang dokter umumnya berasal dari keluarga dokter. Seorang pedagang umumnya memiliki anak yang memiliki jiwa bisnis. Seorang tentara umumnya melanjutkan profesi dari ayahnya. Hal ini tidak berarti bahwa seorang anak mewarisi kecerdasan dari orang tuanya. Terjadinya pola yang demikian lebih dikarenakan pembatasan referensi kecerdasan yang dimiliki serta seringkali ditambah oleh dogma dari orang tua yang ingin anaknya menjadi seperti dirinya.
Kecerdasan tidak diwariskan. Di tingkat masyarakat yang lebih maju. Pemaksaan anak untuk menjadi seperti orang tuanya mulai dihilangkan. Umumnya orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi minat yang dimilikinya. Dimasukkanlah anak tersebut ke berbagai tempat kursus. Dibebaskanlah anak tersebut mengikuti kegiatan yang disenanginya. Hingga suatu saat dia menemukan minatnya yang sesungguhnya. Minat tersebut kemudian diperdalam. Difasilitasi hingga anak tersebut benar-benar menguasainya (menjadi cerdas). Dan akhirnya muncullah apa yang sering orang sebut “bakat”.
Bakat bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Leonardo Da Vinci ketika lahir tidak membawa kuas ditangannya, tidak langsung dapat menghasilkan lukisan Monalisa. Aa Qym ketika lahir tidak langsung memakai sorban dikepalanya, tidak langsung menjadi dai dan pengusaha kaya. BJ Habibie saat lahir tidak langsung membawa blueprint pesawat Gatotkaca, tidak langsung menemukan teori “crack”. Dan Ronaldo ketika lahir tidak langsung dapat berlari, menggiring bola, dan memasukkan bola kedalam gawang. Prestasi yang mereka miliki itu diperoleh dari sebuah kerja keras. Sebuah ketekunan dalam mengembangkan “minat” yang dimiliki hingga menjadi suatu “bakat”. It’s the rule of the game
Howard membagi kecerdasan manusia menjadi delapan bagian, yaitu : kecerdasan matematis / logis, kecerdasan visual / spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan fisik, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan linguistik. Semua potensi kecerdasan ini dimiliki oleh setiap manusia, namun ada diantara kecerdasan itu yang menonjol di masing-masing orang. Dan itulah yang menjadikan setiap orang menjadi unik dan istimewa.
Kecerdasan matematis / logis merupakan kemampuan otak untuk mengotak-atik “abjad” angka-angka. Orang-orang dengan kecerdasan matematis sangat menyukai penjelasan-penjelasan yang bersifat logis, senang mengerjakan teka-teki dan soal, mencari pola dan hubungan di antara segala hal serta melakukan pemecahan masalah secara logika atau selangkah demi selangkah. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang memiliki perhatian khusus dalam dunia pendidikan. Kemampuan berpikir secara matematis sangat diperlukan untuk mengembangkan logika berpikir dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kecerdasan visual / spasial adalah kemampuan untuk melihat hubungan dari bentuk-bentuk (shapes) satu sama lain, dan melihat hubungan dari benda-benda di dalam ruangan. Kecerdasan ini sangat membantu seseorang dalam menentukan arah. Menjadi pengamat, melihat hal-hal yang tidak diperhatikan oleh orang lain. Serta sangat menyukai penggunaan grafik, diagram, dan peta.
Kecerdasan musikal adalah kemampuan seseorang untuk mengikuti irama musik, menyanyi, memainkan instrumen musik dan mengenali berbagai instrumen musik. Umumnya orang dengan kecerdasan ini sangat menyukai bunyi-bunyian dari alam, memiliki minat yang besar pada musik, menikmati mendengar dna memainkan musik, memiliki rasa irama dan melodi, serta mudah mempelajari dan mengingat lirik. Contoh orang yang memiliki kecerdasan ini adalah pemain musik gambus kebanggaan Gorontalo, Risno Ahaya.
Kecerdasan Interpersonal merujuk kepada kemampuan untuk menggunakan kecerdasan yang lainnya untuk membuat hubungan secara positif dengan orang lain. Apabila anda memiliki kecerdasan sosial yang baik, anda akan dapat menyelami dan menghargai kepribadian yang berbeda-beda, mengetahui apa motivasi yang dimiliki oleh orang lain dan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Mereka dengan kecerdasan ini memiliki kepekaan terhadap suasana hati dan reaksi dari orang lain, tertarik kepada pkian dan perasaan orang lain, sering terlibat dalam kegiatan masyarakat, serta menikmati kerja tim, diskusi, dan kerja sama dnegan orang lain.
Kecerdasan Intrapersonal menyangkut pada pengetahuan diri (self knowledge) dan pemenuhan diri (self-fullpillment). Umumnya orang dengan kecerdasan ini sangat senang melamun, senang bekerja terpisah dari orang lain, menghargai privasi dan ketenagan untuk bekerja dan berpikir, memahami perasaan dan pikiran mereka sendiri dan penyebab mereka bertindak, serta merenungkan relevansi tindakan orang lain dan mengambil kesimpulan dari pengalaman masa lalu.
Kecerdasan Fisik adalah kemampuan seseorang dalam mengelola fisiknya. Orang-orang dengan kecerdasan ini senang menangani masalah secara fisik, terlibat langsung, praktik langsung. Terampil saat bekerja dengan benda, menyukai olah raga, dan paling mengingat apa yang menjadi tindakan mereka.
Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan dalam mengenali dan membaca kondisi alam disekitarnya. Mereka yag memiliki kecerdasan ini sangat senang mengenali dan menyebut nama berbagai macam jenis tanaman, merasa dekat dengan alam, dapat membaca tanda-tanda cuacu dan menyadari adanya hewan liar dan jejaknya ketika berjalan-jalan.
Kecerdasan lingustik adalah kemampuan dalam merangkai kata dan menggunakan bahasa. Umumnya orang-orang dengan kecerdasan ini sangat menyukai drama, puisi. Belajar dengan baik dari buku, kaset, ceramah dan mendengarkan orang lain. Pembicara yang fasif dan ekspresif dengan kosakata yang kaya. Pandai menjelaskan sesuatu dan menuliskan segala sesuatu.
Kecerdasan bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan sangat fleksibel. Seseorang mungkin akan tampak unggul di suatu situasi dan mungkin terlihat cerdas. Namun disituasi lainnya dia akan kebingungan. Sudahkah Anda temukan “kecerdasan pilihan” Anda? Bukan saatnya lagi Anda bersembunyi didalam tempurung. Merasa minder dengan kekurangan yang dimiliki. Merasa iri dengan kelebihan yang orang lain miliki. Manusia tidak tercipta untuk saling membanding-bandingkan. Saling mencerca kekurangan satu sama lain. Cercaan kepada makhluk adalah cercaan kepada yang Menciptakannya.
You are the miracle!!!. Anda adalah makhluk cerdas yang diciptakan untuk sebuah tugas yang mulia. Memaksimalkan kecerdasan yang Anda pilih untuk menjadi khalifah terbaik di muka bumi ini. SALAM DAHSYAT!!!.

Tidak ada komentar: