Sabtu, 09 Oktober 2010

Tips Meningkatkan Motivasi Berolah Raga

“Jagalah kesehatanmu dengan rutin berolah raga”

“Olah-raga itu menyehatkan tubuh dan pikiran”

“Dengan berolah raga kamu bisa memiliki bentuk badan yang ideal dan menarik”

Anda mungkin sering mendengar kalimat diatas sebagai bentuk nasehat dari pentingnya berolah raga. Nasehat seperti diatas telah kita dengar bahkan sejak masih di bangku taman kanak-kanak. Bahkan disetiap jenjang pendidikan senantiasa ada pelajaran olah raganya. Sayangnya meski tahu bahwa olah raga itu baik untuk kesehatan, ternyata tidak semua orang suka melakukannya.

Yang menggerakkan manusia bukanlah apa yang dia tahu. Banyak orang tahu apa yang baik untuk dia lakukan namun tidak melakukannya. Demikian juga banyak orang yang tahu bahwa sesuatu itu tidak baik untuk dilakukan namun dia tidak dapat menahan diri untuk tidak melakukannya.

Ada beberapa hal yang membuat seseorang tidak suka berolahraga meski tahu manfaat berolah raga :

1. Memandang olahraga sebagai aktivitas yang kurang penting

Saat seseorang memandang bahwa olahraga merupakan aktivitas yang kurang penting maka sebenarnya yang terjadi orang tersebut tidak menyadari secara pasti apa manfaat olah raga dan kaitannya dengan aspek kehidupannya yang lain.

Saat Anda hanya melihat olah raga adalah sebagai aktivitas untuk menyehatkan badan dan membesarkan otot maka akan timbul pikiran bahwa olahraga adalah aktivitas yang hanya berdampak pada diri sendiri saja. Akibatnya, saat Anda harus membandingkan antara melakukan aktivitas olah raga atau bekerja maka cenderungnya anda akan memilih untuk bekerja. Kenapa? Karena dengan bekerja dampak yang anda peroleh jauh lebih luas, misalnya memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membeli kesenangan.

Cara mengatasi pikiran bahwa olahraga adalah sesuatu yang kurang penting, anda perlu membingkai ulang (reframing) definisi dan manfaat yang bisa anda dapatkan dari berolah raga. Lihatlah bahwa olah raga bukanlah saja sebagai aktivitas yang berdampak pada kesehatan diri, namun juga akan sangat mempengaruhi aspek kehidupan anda yang lain seperti:

1. Dengan berolahraga tubuh Anda menjadi jauh lebih lincah dalam bekerja dan menghasilkan uang

2. Dengan berolahraga tubuh anda menjadi lebih terawat dan berumur panjang sehingga memiliki waktu untuk berbahagia bersama keluarga

3. Dengan berolahraga pikiran anda menjadi jauh lebih jernih dan kreatif

4. Dengan berolahraga tubuh anda menjadi lebih atletis sehingga membuat orang tertarik berteman dengan Anda

5. Dengan berolahraga tubuh Anda menjadi lebih kuat sehingga mampu beribadah dengan lebih baik.

2. Tidak punya waktu berolah raga

Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang namanya olah raga adalah ketika kita mengenakan pakaian training, memakai sepatu, dan melakukan aktivitas seperti jogging, senam, bermain bola, renang, atau melakukan angkat beban di fitness center. Anggapan inilah yang kemudian membentuk sebuah mental blok bahwa olahraga haruslah dilakukan diwaktu tertentu dan ditempat tertentu. Sementara dengan banyaknya aktivitas yang harus dilakukan setiap hari, sepertinya mustahil bagi kita meluangkan waktu untuk berolahraga.

Olahraga tidaklah selalu seperti yang dijelaskan diatas. Anda dapat melakuakn olahraga kapanpun dan dimanapun. Bahkan dapat Anda lakukan disela-sela aktivitas anda lainnya. Salah satu bentuk olahraga yang dapat anda lakukan adalah dengan “berjalan kaki”.

Dalam sebuah studi yang menarik yang dilakukan oleh Dr James Hill, seorang peneliti dan penulis buku “Step Diet” menyebutkan bahwa perbandingan rata-rata langkah kaki yang dilakukan per hari oleh perempuan dan laki-laki yang berusia 18 - 50 tahun hanyalah 5,000 langkah. (laki-laki lebih sedikit banyak, yaitu 6,000 langkah). Dan yang membedakan antara yang gemuk dan langsing di usia tersebut, adalah yang gemuk melangkah 1,500-2,000 langkah kaki lebih sedikit. Artinya jika anda saat ini dalam kondiskegemukan, anda hanya perlu menambah 1,500 – 2,000 langkah lebih banyak per hari agar menjadi langsing

Sesibuk apapun diri anda, lakukan banyak jalan kaki. Saat kekantor ataupun berbelanja di mall, parkirkan kenderaan anda sedikit lebih jauh dari biasanya anda memarkirkan kenderaan sehingga anda dapat berjalan kaki lebih banyak. Daripada menggunakan lift atau elevator, lebih sehat bagi anda untuk menaiki tangga. Setiap anak tangga yang anda naiki membuat otot-otot ditubuh anda menjadi lebih kuat. Demikian halnya dengan jantung dan paru-paru anda, keduanya akan menjadi lebih terlatih sehingga dapat bekerja secara maksimal. Bukankah segala sesuatu yang tidak dilatih secara konsisten akan kehilangan kemampuan terbaiknya? Karena itu berjalanlah lebih banyak.

3. Trauma dengan olah raga

Sejak kecil kita telah dikenalkan denagn olahraga, dari pengalaman itu ada yang meninggalkan kesan positif namun ada yang meninggalkan kesan negative sehingga menimbulkan trauma. Saat melakukan olahraga umumnya hati menjadi senang, adrenalin terpacu dengan kencang, Andapun merasakan kondisi bersemangat dan penuh kegairahan.

Namun saat belum terbiasa, setelah olahraga selesai seluruh badan terasa capek dan lelah. Terkadang membutuhkan waktu sehari untuk menghilangkan rasa pegalnya, dan terkadangpula lebih dari tiga hari.

Kondisi ini adalah akibat dari kagetnya otot-otot kita akan aktivitas yang tidak biasa dilakukan. Ibaratnya ketika dalam keadaan normal otot tersebut tidak pernah dipaksa melakukan kegiatan berat, selanjutnya saat olahraga otot dipaksa untuk bekerja keras. Akibatnya terjadi trauma otot.

Menjadi sifat dasar manusia bahwa senantiasa mencari kesenangan dan menghindari kesedihan / luka. Belajar bahwa seringkali olahraga membuat tubuh menjadi pegal, otakpun cenderung memerintahkan tubuh untuk menghindari oleh raga agar tidak dakit kembali. Inilah yang melatarbelakangi mereka-mereka yang ketika diajak olah raga senantiasa menjawab :

“Malas gue olahraga, biasanya setelah itu badan pegal semua”

“Olah raga tuh hanya bikin capek”

“Saya mau olahraga dengan syarat gerakannya yang ringan-ringan saja ya…”

Lalu bagaimana tips untuk menghilangkan trauma dengan olah raga? Trauma adalah bentuk program yang tersimpan dibawah sadar. Umumnya program ini berupa bentuk asosiasi antara satu pengalaman yang kemudian menjadi sebuah pemicu (trigger) dengan emosi tertentu. Berikut tips mengatasi trauma berolahraga:

Ubah Gambaran mental

1. Hadirkan kembali peraaan saat Anda merasa termotivasi dalam berolahraga. Buat dalam bentuk gambar di depan Anda (disasosiasi). Gambar ini akan menjadi bagian dirimu yang kamu inginkan. Buat gambarnya demikian besar, terang dan penuh warna. Tambahkan pula suara dan rasa dari gambar ini untuk menjadikannya senyata mungkin. Simpan gambar ini sebagai “gambar yang terbaik” Anda.

2. Selanjutnya dengan cara yang sama seperti langkah pertama, hadirkan gambar dari diri Anda yang malas berolah raga. Lihat kejadian tersebut seolah-olah anda melihat dari mata anda sendiri (assosiasi). Simpan gambar tersebut sebagai “gambar pilihan”

3. Sekarang letakkan “Gambar pilihan” tepat di depan dari “gambar yang terbaik” hingga menutupi “gambar yang terbaik” secara keseluruhan. Fokuskan penglihatan Anda di tengah gambar, letakkan sebuah titik lubang di tengah gambar yang kemudian semakin lama semakin membuka sehingga semua yang anda lihat adalah gambar besar yang terang dan penuh warna dari “gambar yang terbaik” Anda.

4. Ulangi proses ini 5-6 kali hingga setiap kali anda memikirkna berolahraga yang muncul adalah perasaan bersemangat dan keinginan untuk segera melakukannya.

Teknik ini dapat anda aplikasikan juga untuk mengubah beberapa perilaku yang tidak anda inginkan dan merubahnya menjadi sesuatu yang sangat anda inginkan seperti bersemangat bangun dipagi hari, mengerjakan tugas yang anda tidak inginkan, dan sebagainya.

( RONAL HUTAGALUNG HIGH IMPACT RESOURCES : Kiat Meningkatkan Motivasi Berolah Raga ini di posting untuk membantu Anda agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Jika menurut Anda artikel ini bermanfaat untuk orang-orang yang Anda kenal, dengan senang hati Anda dapat memforward/mencopy artikel ini dengan tetap mencantumkan sumbernya. Salam HIGH IMPACT LIFE )

Tidak ada komentar: