Komunikasi adalah kekuatan. Itulah mantra sukses yang dikatakan oleh
Anthony Robbins, Motivator nomor satu di dunia dalam bukunya yang berjudul
“Awaken The Giant Within”.
Banyak
orang yang menganggap berkomunikasi merupakan sesuatu yang secara alamiah
dimiliki oleh setiap orang sehingga tidak perlu dipelajari. Bukankah sejak
kecil kita telah belajar berkomunikasi.
Sejak kecil kita telah
berkomunikasi dengan menangis, merenggek, memperlihatkan ekspresi wajah
tertentu, hingga mampu berkata-kata seperti saaat ini.
Komunikasi tidaklah sekedar
bagaimana cara kita berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi memiliki peran
yang jauh lebih besar dibandingkan sekedar untuk bagaimana kita menyampaikan
apa yang kita pikirkan dan mendengarkan apa yang dipikirkan oleh orang lain.
Komunikasi memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang,
ya! komunikasi sangat menentukan kualitas hidup seseorang.
Tidak maksimalnya hidup seseorang
disebabkan oleh kualitas komunikasinya yang tidak maksimal. Sedih dan
bahagianya seseorang bergantung pada kualitas komunikasinya. Sukses dan
gagalnya seseorang dalam kehidupan juga ditentukan oleh kualitas komunikasi
yang dimiliki oleh orang terrsebut.
Apapun yang terjadi dalam kehidupan
kita secara prinsip semuanya bersifat netral, artinya setiap keajadian dalam
diri kita tidaklah memiliki arti apapun sebelum kita sendiri yang mengartikan.
Suatu ketika Anda berjalan dengan
keluarga Anda disebuah pusat keramaian, saat Anda sedang asyik menikmati waktu
dengan keluarga tersebut tiba-tiba Anda dikejutkan oleh seseorang yang
berteriak-teriak “Orang Gila, Orang Gila” sambil menunjuk-nunjuk kepada Anda.
Secara spontan apa reaksi Anda saat mengalami kejadian tersebut? Umumnya reaksi
orang terhadap kejadian tersebut adalah kaget, malu, jengkel dan bercampur
marah. Beberapa orang mungkin langsung mendekati orang tersebut dan segera
melayangkan tinju, karena merasa
tidak terima dengan tuduhan itu, bisa jadi Anda marah dan kemudian berteriak
sambil menunjuk-nunjuk orang tersebut dengan perkataan “Anda yang gila, Anda
yang nggak waras!”. Akhirnya seperti berbalas pantun, Anda dan orang itupun
saling tunjuk dan meneriaki satu sama lain. Tanpa sadar dalam waktu seketika
orang-orangpun mulai berkumpul dan bertanya-tanya “Yang sebenarnya gila yang
mana?”.
Setiap kita bebas menentukan arti
apa yang kita berikan pada setiap kejadian yang kita hadapi. Saat melihat
setangkai mawar, Anda dapat melihatnya sebagai sebuah bunga yang memiliki duri
atau tanaman berduri yang memiliki bunga yang sangat cantik. Bagaimanapun cara
Anda mengartikannya maka demikian pula cara Anda merasa.
Sebagai contoh,
di sebuah rumah sakit jiwa, dua orang pasien sedang
melihat keluar jendela sambil berbincang. Pasien pertama sambil menunjuk keluar
jendela berkata, “Dunia ini sangat menjijikkan, lihatlah di mana-mana hanya ada
rumput dan lumpur”. Pasien kedua yang berada disampingnya berkata “Anda salah,
dunia ini penuh dengan keindahan” sambil menunjuk bintang-bintang yang bersinar
terang di malam yang tenang itu.